Sabtu, 04 Mei 2013

Bawa Aku Keluar Dari Sini..


Disini, aku hanya bisa diam sambil merenung semua yang talah kulakukan. Apakah dulu aku terlalu bodoh atau terlalu percaya? Hingga sekarang hanya kesunyian yang kualami. Tak bisa kuceritakan pada siapapun. Hanya Tuhan yang mendengar ceritaku dan Ia menyuruhku menunggu jawaban akhir dari kesunyianku ini. Mungkin Tuhan ingin aku tahu hasil dari keputusanku dulu.. Inilah yang kurasakan. Ternyata aku dulu meninggalkan orang yang sakit hati untuk ku merasakan sakit hati saat ini. Terdengar seperti karma. Tapi banyak yang bilang itu bukan karma, itu hanya keputusan yang salah. Menyesal memang tak pernah berguna hanya membuat patah hati. :'(

"Aku membayangkan, rasanya patah hati mungkin seperti saat kau berada di padang pasir"

Saat itu aku sendiri di sana, tak ada satu orangpun yang bisa aku minta pertolongannya. Aku berdoa, tapi tentu saja jawaban Tuhan tidak selalu sama dengan harapan kita. Tapi aku tidak berpikir kalau Tuhan ingin aku sengsara dengan keadaan ini, aku hanya berpikir bahwa Tuhan hanya ingin menguji kekuatan yang sudah Ia berikan padaku. Aku percaya itu, karena banyak orang yang mengatakan bahwa Tuhan tak pernah menguji umatNya melebih kekuatan umatNya. :)
Tapi, kembali lagi aku hanya manusia biasa yang tidak kuat merasa sakit. Seandainya Tuhan memberi sedikit saja kekuatan malaikat, mungkin rasanya tidak sesakit dan selelah ini. Aku terlalu lelah dengan keadaan, sepanjang yang kulihat hanyalah padang pasir yang luas dan kosong. Tidak ada kehidupan di situ, aku kehausan tapi tak ada sungai ataupun sumur. Pohon-pohon yang hijau, semuanya hanya fatamorgana. Palsu.
Di dunia nyata aku sering menemukan fatamorgana pada manusia. Dari jauh ia terlihat seperti harapan tanpa batas, memberi cinta dan kesetiaan. Terlihat seperti cinta sejati yang sepertinya akan menyegarkanku dan memberi aku kedamaian.  Namun ketika aku semakin mendekat, aku tak menemukan itu. Semua yang terlihat dari jauh indah saat mendekat yang kutemukan hanya kebalikannya.  Semuanya harapan itu tak ada, hilang. Ternyata hanya fatamorgana.
Aku begitu bingung saat berada di padang pasir, tak tahu harus berjalan kearah mana. Aku haus, aku ingin meminum sedikit air saja, tapi tak kutemukan sumber air itu. Hanya bisa menelan ludah. Bahkan tubuhku pun tidak mempedulikanku, mataku tak peduli ia mengeluarkan air dari dalam saat aku begitu kehausan dan membutuhkan air untuk menyegarkanku. Entahlah rasanya seperti semua benda dan semua orang meninggalkanku.
Langit yang biasanya menurunkan hujan dan memberi awan abu-abu agar tubuhku ini tidak terlalu tersiksa dengan kemarau. Kali ini ia hanya mengijinkan matahari yang keluar. Panasnya membakar kepalaku tembus menusuk kulitku sampai kehatiku. Seakan-akan tanah dan langit bekerja sama menyiksaku yang sudah begitu sengsara.
Patah hati memang seperti berada di padang pasir yang luas.  Kamu sudah membayangkannya ? Sakit dan sendiri kan. Aku sedang merasakannya.
Entah sampai kapan aku terjebak di sini. Aku tidak tahu. Mungkin sampai ada yang datang menolongku dan membawaku keluar dari padang pasir ini.