Selasa, 16 Juli 2013

Ini yang kamu inginkan ?

"Aku rasa kita harus berhenti di sini.."
"Kamu mau seperti itu ?"
"Kenapa kau bertanya kembali"
"Jawab"
"Aku tidak mau, tapi aku tidak bisa lagi.."
"Hm."

Hanya itu kata terakhir yang kamu balas.
Aku bertanya-tanya dalam hati, apakah ini juga yang kau inginkan?
Apakah semudah itu kamu menerima itu?
.....Tak ada jawaban....

Malam berlalu, kamu menghilang..
Aku sudah yakin akan mengakhirinya, tapi hatiku terasa berat.
Panas matahari memang menusuk kulit, tapi hembusan angin seperti akan menghempaskan tubuhku, juga hatiku.
Sesaat kemudian aku merasakan hujan, menyejukkan hatiku.
Yaa, pesan darimu tiba-tiba saja masuk..
Kamu menanyakan lagi, ingin melanjutkan atau mengakhirinya..
Hatiku sangat berat, berat sekali untuk melepaskanmu.
Dengan yakin namun terpaksa aku menjawab ingin melanjutkannya..
Kamu juga. :)
Aku sudah cukup yakin kita akan memulai suatu hubungan yang lebih baik, meskipun sebenarnya masih tak mungkin..
Tapi aku ingin mencoba, denganmu.
Hanya saja kamu sepertinya berubah. Apakah kamu serius, tulus ? Atau cuma kasihan?
Iya, akhir-akhir ini sikapmu aneh berubah dan menjauh. :(
Aku merasakannya..
Itu menjadi salah satu alasanku untuk menghentikan ini.

Memang benar, ini hanyalah pelarian.
Yah pelarian dari rasa kecewa dan tidak puas. Tapi kita berlari terlalu jauh dan kita berlari dijalan yang salah.
Kita berlari terlalu jauh hingga akhirnya aku tidak ingin berhenti berlari, bersamamu.
Apa kamu tahu itu? Itu perasaanku, cinta sayang suka, entah kata apalagi yang bisa menggambarkannya.
Tetapi yang pasti, aku tidak ingin kehilanganmu. :'(

Sabtu, 04 Mei 2013

Bawa Aku Keluar Dari Sini..


Disini, aku hanya bisa diam sambil merenung semua yang talah kulakukan. Apakah dulu aku terlalu bodoh atau terlalu percaya? Hingga sekarang hanya kesunyian yang kualami. Tak bisa kuceritakan pada siapapun. Hanya Tuhan yang mendengar ceritaku dan Ia menyuruhku menunggu jawaban akhir dari kesunyianku ini. Mungkin Tuhan ingin aku tahu hasil dari keputusanku dulu.. Inilah yang kurasakan. Ternyata aku dulu meninggalkan orang yang sakit hati untuk ku merasakan sakit hati saat ini. Terdengar seperti karma. Tapi banyak yang bilang itu bukan karma, itu hanya keputusan yang salah. Menyesal memang tak pernah berguna hanya membuat patah hati. :'(

"Aku membayangkan, rasanya patah hati mungkin seperti saat kau berada di padang pasir"

Saat itu aku sendiri di sana, tak ada satu orangpun yang bisa aku minta pertolongannya. Aku berdoa, tapi tentu saja jawaban Tuhan tidak selalu sama dengan harapan kita. Tapi aku tidak berpikir kalau Tuhan ingin aku sengsara dengan keadaan ini, aku hanya berpikir bahwa Tuhan hanya ingin menguji kekuatan yang sudah Ia berikan padaku. Aku percaya itu, karena banyak orang yang mengatakan bahwa Tuhan tak pernah menguji umatNya melebih kekuatan umatNya. :)
Tapi, kembali lagi aku hanya manusia biasa yang tidak kuat merasa sakit. Seandainya Tuhan memberi sedikit saja kekuatan malaikat, mungkin rasanya tidak sesakit dan selelah ini. Aku terlalu lelah dengan keadaan, sepanjang yang kulihat hanyalah padang pasir yang luas dan kosong. Tidak ada kehidupan di situ, aku kehausan tapi tak ada sungai ataupun sumur. Pohon-pohon yang hijau, semuanya hanya fatamorgana. Palsu.
Di dunia nyata aku sering menemukan fatamorgana pada manusia. Dari jauh ia terlihat seperti harapan tanpa batas, memberi cinta dan kesetiaan. Terlihat seperti cinta sejati yang sepertinya akan menyegarkanku dan memberi aku kedamaian.  Namun ketika aku semakin mendekat, aku tak menemukan itu. Semua yang terlihat dari jauh indah saat mendekat yang kutemukan hanya kebalikannya.  Semuanya harapan itu tak ada, hilang. Ternyata hanya fatamorgana.
Aku begitu bingung saat berada di padang pasir, tak tahu harus berjalan kearah mana. Aku haus, aku ingin meminum sedikit air saja, tapi tak kutemukan sumber air itu. Hanya bisa menelan ludah. Bahkan tubuhku pun tidak mempedulikanku, mataku tak peduli ia mengeluarkan air dari dalam saat aku begitu kehausan dan membutuhkan air untuk menyegarkanku. Entahlah rasanya seperti semua benda dan semua orang meninggalkanku.
Langit yang biasanya menurunkan hujan dan memberi awan abu-abu agar tubuhku ini tidak terlalu tersiksa dengan kemarau. Kali ini ia hanya mengijinkan matahari yang keluar. Panasnya membakar kepalaku tembus menusuk kulitku sampai kehatiku. Seakan-akan tanah dan langit bekerja sama menyiksaku yang sudah begitu sengsara.
Patah hati memang seperti berada di padang pasir yang luas.  Kamu sudah membayangkannya ? Sakit dan sendiri kan. Aku sedang merasakannya.
Entah sampai kapan aku terjebak di sini. Aku tidak tahu. Mungkin sampai ada yang datang menolongku dan membawaku keluar dari padang pasir ini.

Minggu, 07 April 2013

Ketika Aku Sudah Tak Lagi Peduli..

Aku mencintaimu..
Sungguh mencintaimu..

Tahukah kamu,
Dulu saat kau pergi, tak ada kabar, tapi aku tetap menunggumu di sini.
Dengan setia, dalam diam..
Meskipun sakit..

Dulu, disini aku begitu khawatir,
Aku takut, apakah kau sehat, apakah kau baik2 saja ?
Apakah nanti saat kau pulang,
Kau masih mengingatku..
Aku terus bertanya dalam diam..

Sayang, taukah kamu, saat itu aku begitu setia.. Banyak cobaan datang menghampiri, tapi aku menghadapinya sekuat tenaga.. Kamu tahu, kekuatan apa yang ku pakai ??
Janjimu.. Janjimu akan setia, janjimu akan kembali padaku..
Yahhhh, itu kekuatan yang ku pakai, dan kutanamkan dalam hatiku..

Tapi apa,
kamu yg memberi aku kekuatan itu, tapi kamu sendiri yang menghancurkanku..

Aku bingung, ketika jauh disana, aku tahu kamu sendiri.. Aku tahu kamu kesepian.. Aku tahu kamu ingin pulang.. Karena itu, setiap saat aku tetap menunggu semua kabar2 tak pasti itu.. Aku menunggu teleponmu di waktu2 yang tak tentu..
Semuanya aku lakukan demi mempertahankan janji dan cintamu itu..

Hanya saja, kamu menghancurkannya..
Bukan sekali, dua kali tapi berulang kali.. Dan aku terus menerus memaafkanmu.. Terus menerus setiap kamu menghancurkan hatiku dengan janjimu...

Saat kamu berada dekat denganku,
Aku pikir semua akan berubah, kamu akan kembali setia dengan janjimu itu sayang,, dan kita akan bahagia..
Namun, semakin kita saling berdekatan, semakin menjauh dirimu dariku sayang.. Semakin sering kamu menghancurkan hatiku..

Apa kamu tahu itu sayang ??
Apa kamu peduli dengan sakit hatiku ?? Apa kamu peduli dengan air mataku ??
Apa kamu peduli ??
Aku berharap kamu peduli, tapi nyatanya TIDAK..

Setiap saat, aku coba merangkai hatiku yang hancur ini seorang diri, dengan harapan, kamu pasti akan berubah.. Suatu saat nanti, entah kapan itu aku yakin..

Hanya saja,,
setiap aku merangkai hatiku ini,,
Aku merasa, aku bisa menyembuhkan lukaku sendiri tanpa dirimu..
Hatiku menjadi kebal dengan sakit yang kamu beri..

Maafkan aku,
Jika saat ini, aku tak peduli lagi dengan apa yang kamu lakukan..
Aku tak peduli lagi, apa kamu ingin menghancurkan hatiku lagi..
Mungkin itu kamu apa adanya yang tak pernah berusaha berubah..
Dan ini aku sekarang yang menjadi kuat karena lukamu..

Rabu, 03 April 2013

Aku Memikirkanmu..

Kemarin sudah lewat, tapi aku masih memikirkanmu..
Entah kenapa, aku tersenyum mengingat kau menertawai kecanggunganku..
Aku juga tersipu, saat kau menatap mataku..
Sengaja aku menunduk melihat hal yang tak kulihat pada handphone-ku.
Itu karena aku malu menatap matamu..
Tapi entah kenapa aku bahagia saat kita bersama.. :)

Aku suka saat kita bercerita,
mendengar suaramu,
matamu menatapku,
telingamu mendengar suaraku...

Aku berharap, kau menggenggam tanganku saat kita berjalan,
melindungiku dari keramaian..
Aku suka kamu memenuhi permintaanku.
Aku suka kamu mengantarku pulang.
Aku suka kamu mengupdate status tentang pertemuan kita.

Entahlah perasaan apa itu, tapi aku suka.
dan aku memikirkanmu..
Yaa, aku terus memikirkanmu. :)

Minggu, 24 Maret 2013

Cinta itu tidak menyakiti, Cinta itu tidak mendendam...

Ini adalah sebuah kisah tentang seorang gadis yang sangat menyukai seorang pria..
Saat ia berkuliah, ia sangat menyukai seorang pria, teman sekelasnya. ia sudah menyukai pria tersebut sejak awal pertama mereka bertemu..

Karena saking sukanya,
setiap hari saat ketika mereka berada dalam kelas kuliah yang sama, si gadis pasti menyatakan cintanya pada si pria. Namun setiap hari pula sang pria menolak cinta si gadis. Tragisnya, setiap kali sang pria menolak cintanya, si gadis menusukkan ujung pulpen yg tajam ke telapak tangannya.
Dan hal itu terus terjadi selama berbulan-bulan....

Sampai pada suatu hari ketika si gadis menyatakan cinta pada sang pria utk yg kesekian ratus kalinya, akhirnya karna kasihan sang pria menerima cinta sang gadis.

Kisah cinta mereka terus berlanjut sampai mereka lulus kuliah, menikah dan mempunyai anak.

Namun, seiring berjalannya waktu ternyata si gadis menaruh dendam pada sang pria.
Ia melakukan perselingkuhan utk membalakan dendamnya pada sang pria yg dulu selalu menolak cintanya.

Sang pria mengetahuinya dan merasa sakit hatii. Namun, saat sang pria menunjukan rasa sakid hatinya, si gadis hanya mempelihatkan bekas luka tusukan pada tngannya pd sang pria.

Si pria tak bisa berkata apa-apa. hingga akhirnya, si wanita dengan bodohnya meninggalkan si pria untuk pergi bersama selingkuhannya..
Hal ini seperti pelajaran buat kita. mungkin kita bisa menyalahkan si pria karena dulu ia membiarkan wanita itu sengsara karenanya. Si pria membiarkan gadis itu sakit fisik dan hati berlarut2 setelah itu barulah ia menerima cintanya karna ksihan.
Sedangkan kebodohan si gadis ia tak menjaga dan mempertahankan cinta yang ia perjuangkan mati-matian tetapi hanya terus mengingat masa lalu n membiarkan dendam tumbuh dihatinya.

Harusnya kita mencintai orang dengan tulus dan bukan karena rasa kasihan. Dan harusnya kita menjaga cinta yang telah kita perjuangkan dengan sunggguh, bukan merusaknya dengan apa yang terjadi di masa lalu. Mencintai bukan hanya soal memiliki, tapi bagaimana kita tulus.